BE A MAN
Asis Muslimin, Psikolog
Be a man! jadilah seorang
laki-laki. Tentu kalimat ini mengandung beragam interpretasi. Tergantung
situasi dan kondisinya.
Ia bisa saja bermakna kemarahan
seorang wanita kepada pasangannya yang gagal melindungi dari sergapan begundal
mesum yang terus saja menggodanya. Seketika nyalinya ciut tatkala menyaksikan
otot kekar dan kumis tebal melintang diatas mulut si begundal.
Sang lelaki akhirnya down grade
menjadi makhluk bertulang lunak. Si wanita menjadi bete parah. Tampang doang
bak elang yang siap menerkam, tetapi bernyali ayam kate hanya gegara otot dan
kumis tebal. Siapa yang kagak ilfill coba? Begitu kata sang wanita.
Namun pada tulisan ini, saya akan
membahasnya dalam konteks keayahan. Be a man dalam konteks keayahan.
Bicara tentang ayah berarti
bicara tentang menjadi laki-laki sejati. Sebuah kata yang gaungnya semakin
lirih terdengar gegara digerogoti sebuah virus yang bernama fatherless. Bahkan
konon negeri ini berada di top three
fatherless country in the world. Miris kan? Asli sedih, bro!!!
Seorang laki-laki itu mau tidak
mau harus berani beranjak dari zona nyaman. Kalau ada seorang lelaki yang
terlalu lama mengeram dalam zona nyaman apakah ia layak disebut laki-laki?
Bahkan berderet takdir-baik
diluar sana, dibiarkan bernyanyi sayonara begitu saja. Berlalu entah kemana
karena terlalu nyenyak tertidur di zona nyaman.
Begitu juga dengan lelaki yang
bernama ayah. Ia tak mengandalkan rezeki dari mengemis kasihan atau berharap
mendapat salah transferan dari Billgate. Uang jajan untuk menjamu relasinya
saja konon mampu memborong seluruh mobil mewah Hotman Paris Hutapea sekalian
cincin-cincinnya yang segede Gaban.
Seorang lelaki tidak pantas
disebut lelaki jika di dalam benaknya masih terbersit berlimpah harta dari
warisan. Bahkan Selemah-lemahnya lelaki, ia pasti akan menguji keberuntungannya
melalui arisan. Itupun ia butuh modal dan sikap kesatriya. Jangan sampai ketika
ia mendapat arisan, ia malah kabur kemudian hilang entah kemana. Persis kayak
mantan yang meninggalkan disaat masih sayang-sayangnya.
Seorang lelaki tidak pantas
disebut lelaki jika ia tidak kerja keras. Ingat baik-baik ya,
sesalehah-salehahnya seorang wanita pendengarannya masih sangat tajam
membedakan antara suara Honda HRV
Prestise dengan Honda Beat.
Sebagaimana juga ia memahami
perbedaan tingkat kebahagiaan antara menerima mahar nikah berupa emas murni 24
karat seberat 100 gram dibandingkan seperangkat alat sholat. Ini realitas,
guys.
Agar menjadi lelaki idaman, nggak
harus rajin ngebentuk perut menjadi six pack. one family pack pun it's ok.
Sebab lelaki idaman adalah yang mau dan mampu bertanggung jawab menanggung
beban, bukan lelaki yang rajin merawat wajah dengan maskeran.
Saat diminta mengasuh si kecil,
jangan alasan ini dan itu kemudian mengatakan," ogah ah, ibun aja deh,
Ayah capek, baru aja lembur nih!.
Segera raih si kecil gendong
dipundak khasnya bapak-bapak. Ajak main kuda kudaan. Ambil tiga batang lidi
jangan banyak-banyak nanti sakit untuk mencambuk punggungmu tatkala si kecil
mengendarai diatas punggungmu.
Jika kata ogah yang diteruskan,
Apa kata dunia? Jika seorang Ayah yang ogah mengurus anaknya sendiri, gimana
nanti jika diajukan menjadi presiden yang mengasuh seluruh anak negeri.
Semenjak belia, laki-laki harus
ditempa dengan rasa sakit dan kerasnya problematika hidup.
Sebab setiap menyelesaikan problematika hidup yang pelik,
biasanya rasa sakit akan menyertainya
Tetapi pada galibnya sebuah
musibah pasti ia akan menggandeng berkah. Rasa sakit itulah nanti yang akan
membentuknya kelak menjadi pribadi yang Tangguh. Inilah berkahnya.Tentu porsi
latihan disesuaikan dengan usia dan tugas perkembangannya.
Ia harus terbiasa merasakan capek
dan Lelah mencari nafkah, karena membuat senyum anak dan istri sumringah
sungguh pemandangan yang indah.
Lelaki sejati juga kudu mampu
membangun romantisme. Namun tidak seperti film india juga, yang bernyanyi
sambil berlarian dibalik pepohonan, atau drakor yang ketika scene romantis
diperlambat adegannya, diulang-ulang bahkan musik latarnya keras diperdengarkan
agar terlihat lebih dramatis. Tidak seperti itu juga kali?
Wanita hanya butuh sikap terbaik
lelaki saat bersama keluarga. Jika doi marah, diamlah. Cukup katakan,” maha
benar Allah dengan segala firmannya kemudian diamlah.
Ingat, wanita adalah makhluk
terkuat dibumi. Ketika marah dan keluar kata,” pokoknya mas, bla...bla...bla,
percayalah tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup menghentikannya.
Percuma kamu debat, wanita
tetaplah pemenangnya.
Selain itu, kalau mereka curhat
masalahnya dengan berapi-api kayak pidato bung Tomo, jangan sekali-kali menyela
untuk memberi solusi. Terkadang dia
tidak butuh solusi, hanya pengen didengarkan.
Maka dari itu cukup dengarkan
saja dengan antusias, disela sela ia menghela nafas katakan saja," terus,
loh bisa begitu ya, oya, lalu dan semacamnya.
Kalau yang terakhir ini
pengalaman penulis sih…mungkin istri kamu tidak, tidak beda maksudnya he..hee…
Cukup berikan usapan lembut di
punggungnya atau peluk saja. Rengkuh dalam pelukanmu agar rasa hangat menjalar
dibadan dan batinnya. Apalagi sambil berbisik mesra,” sayang, belanjaan
onlinemu sudah aku check out semua lo? Jangan khawatir, barang pesananmu
sebentar lagi sampai rumah. Insyaa Allah, kesedihannya lekas mereda.
Kalau masih sedih, ajaklah
jalan-jalan ke mall, suruh doi belanja sepuasnya, terkadang jurus ini manjur.
Tetapi setiap berkah pasti menggandeng musibah. Musibahnya, ya kamu jadi
pusing. 😄 bercyaanda..bercyanda !!!
Terakhir, kepada lelaki yang
sudah menemukan dan nyawiji dengan jiwa kelelakian sejati, saya ucapkan selamat
meniti jalan laki-laki! Karena menurut nasehat ustadzku, menjadi LAKI-LAKI itu
harus mempunyai 2 L, L1 adalah Love dan L2 adalah Life Skill. Jika tidak ada
keduanya, jadinya ya AKI-AKI ☺️
Klaten, 05 Juni 2024
Posting Komentar untuk "BE A MAN "